Senin, 22 April 2019

BAB 14 Hidup Sehat dengan Makanan dan Minuman yang Halal dan Bergizi

Allah membolehkan manusia seluruhnya memakan makanan yang telah diberikan Allah di bumi ini, yang halal dan yang baik saja, serta meninggalkan yang haram. Allah menyeru manusia supaya menikmati makanan – makanan yang baik dalam kehidupan mereka dan menjahui makanan – makanan yang tidak baik, karena dunia diciptakan untuk seluruh manusia.

Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengkonsumsi makanan dan minuman yang halalan thayyiban. Halal artinya dibolehkan agama, sedangkan thayyib artinya bergizi dan baik bagi kesehatan tubuh. QS An-Nahl/16 ayat 114 berisi perintah untuk memakan makanan yang halal lagi baik, serta mensyukuri nikmat Allah Swt.

A. Membaca Q.S. an-Nahl/16 ayat 114
Berikut ini adalah ayat-ayat yang berisi tentang perintah memakan makanan yang halal lagi baik. Bacalah dengan tartil Q.S. an-Nahl/16 ayat 114.


فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
(fakuluu mimmaa razaqakumu allaahu halaalan thayyiban wausykuruu ni'mata allaahi in kuntum iyyaahu ta'buduuna)
LafalArtiLafalArti
فَكُلُواmaka makanlah نِعْمَتَterhadap nikmat
مِمَّاdari apa اللَّهِAllah
رَزَقَكُمُyang telah direzekikan kepada kalian إِنْjika
اللَّهُoleh Allah كُنْتُمْkalian adalah
حَلَالًاyang halal إِيَّاهُkepada-Nya
طَيِّبًا yang baik تَعْبُدُونَkalian menyembah
وَاشْكُرُواdan bersykurlah kalian

Terjemah :
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya”. (QS. An-Nahl:114)

B. Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S. an-Nahl/16 :114
Allah telah memberikan rezeki kepada manusia sangat banyak, bahkan tak terhitung nilainya. Bumi dan seisinya dianugerahkan kepada manusia untuk digunakan sebagaimana mestinya. Seperti yang telah terdapat dalam Q.S. an-Nahl/16 : 114 yang mengandung pesan yakni perintah untuk memakan
makanan yang halal lagi baik, serta mensyukuri nikmat Allah Swt.

Dalam ayat ini Allah menyuruh umat Islam untuk memakan makanan dan mengkonsumsi minuman yang halal dan baik. Halal di sini dapat ditinjau dari tiga hal, yakni halal zatnya, proses mengolahnya, dan halal cara mendapatkannya. Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang memiliki kandungan gizi dan nutrisi yang cukup sehingga bermanfaat bagi tubuh.

Makanan yang halal dan baik akan membawa manfaat yang besar terhadap tubuh dan aktivitas kita.
Makanan dan minuman yang halal dan baik dapat membawa ketenangan hidup, menjaga kesehatan jasmani dan rohani, mendapat perlindungan dari Allah dan aktivitas yang dilakukan dapat membawa berkah.
Makanan Sehat
Dampak negatif lain akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram adalah dapat membuat doa seseorang tidak akan dikabulkan oleh Allah dan malas beribadah. Perhatikan hadits berikut yang artinya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً – وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ – ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ
[رواه مسلم]
“Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu.  Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.” (HR. Muslim).

C. Hikmah Mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal
Dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal lagi baik maka tubuh akan menjadi sehat, ibadah semakin rajin, dan mendapat rida dari Allah Swt. Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa berhatihati dan waspada dalam memilih makanan dan minuman. Sekarang ini tersedia beraneka jenis makanan dan minuman haram yang dikemas menarik sehingga terlihat seolah-olah menjadi halal.





BAB 13 Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Abbasiyah




A. SEJARAH SINGKAT BANI ABBASIYYAH
Daulah Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132-656 H/750-1258

M, menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40-132 H/660-750 M). Dengan wafatnya Marwan bin Muhamad dalam suatu pertmpuran melawan Bani Abbasiyyah, maka berakhir pulalah kekuasaan Bani Umayyah.
Dinamakan Bani Abbasiyyah, karena para pendiri dan kholifahnya merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul Muttalib (paman Nabi Muhammad saw.)
Kholifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasa pada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian diikuti oleh kholifah-kholifah yang lain silih
berganti sebanyak 37 kholifah.
Selama berkuasa Daulah Bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai dari berdirinya hingga sampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah tahun 232 H / 879 M. Masa

tersebut merupakan masa yang gilang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan bagi umat Islam.
Diantara kholifah yang besar adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al Mansyur, Harun ar Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah para kholifah yang telah menghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan daulah Bani Abbasiyyah. Setelah itu hampir tidak ada kholifah yang besar lagi, ini dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan hal duniawi dan saling berebut kekuasaan. Kholifah yang terakhir adalah Al Mu’tazim yang berkuasa pada tahun 124 H / 1258 M dan mati terbunuh oleh pasukan Mongol pimpinan Hulogu Khan (cucu dari Jengis Khan).
Sesudah al watsik masih ada lagi 28 kholifah yang memerintah. Tetapi pada umumnya mereka kurang membawa kemajuan, adapun kholifah yang terakhir yaitu Al Muktasim Dengan tumbangnya Bani Umayyah, maka kekuasaanpun pindah ke tangan Bani Abbasiyyah berikut wilayah kekuasaannya kecuali Kordova Spanyol, sehingga wilayahnya meliputi : Afrika Utara, Mesir, Tripoli dan sekitarnya juga negaa-negara yang berbeda di Asia Tengah sepeti Turki, Siberika, Romawi Timur, Persia, Irak, Yaman, Palestina, Afghanistan dan sebagian India dengan Ibukotanya Bagdad.
Dalam aktivitas pemerintahannya Daulah Bani Abbasiyyah mengambil pusat kegiatannya di kota Bagdad dan sekaligus dijadikan sebagai ibu kota negara. Dari sinilah segala kegiatan baik politik, sosial, ekonomi, keuangan, kekuasaan, pengetahuan, kebudayaan dan lain-lain dijalankan.
Kota Baghdad dijadikan sebagai kota pintu terbuka, artinya siapapun boleh memasuki dan tinggal di kota tersebut, sehingga semua bangsa yang menganut berbagai agama dan keyakinan diijinkan bermukim didalamnya, dengan begitu Baghdad menjadi kota interenasional yang sangat ramai dan didalamnya berkumpul berbagai unsur : Arab, Turki, Persia, Romawi. Qibthi dan sebagainya.

Sehingga bisa diketakan, bahwa pada masa pemerintahan Bani Abbasiyyah upaya perluasan daerah kurang begitu diperhatikan akan tetapi dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan terjadi kemajuan yang begitu spektakuler, hal ini ditandai dengan munculnya para ilmuwan/cendekiawan dan ulama yang terkenal seperti halnya Ibnu Sina Al Gozali –Al Farabi, Imam Syafii, Hanafi, Hambali, Imam Maliki, Ibnu Rusydi kholifah yang telah membawa kemajuan Bani Abbasiyyah dan lain-lain.
B. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYYAH
Pada masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju, sehingga pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam, karena kaum muslim sudah sampai pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan, politik, ekonomi dan keuangan lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal ini dikarenakan antara lain :
a. Penerjemahan buku berbahasa asing seperti halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan lain-lain kedalam bahasa Arab dengan sangat gencar.
b. Penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu sendiri.
Buku-buku yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia, Ilmu Alam, Mantiq (logika), Filsaft Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni dan lain-lain. Penerjemahan dan penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa pemerintahan Abu Ja’far, Harun ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi. Lebih-lebih pada masa pemerintahan Harun Ar Rosyid, beliau sangat serius dalam memajukan pengetahuan terseb
ut, sehingga didirikanlah lembaga ilmu pengetahuan yang diberi nama “BAITUL HIKMAH” sebagai pusat penerjemahan penelitian dan pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi).
Dengan begitu kaum muslimin dapat mempelajari berbagai ilmu dalam bahasa Arab. Dan hasilya bermunculan sarjana-sarjana besar muslim dari berbagai disiplin ilmu yang sangat terkenal juga ulama-ulama besar yang sangat tersohor seperti halnya iman Abu Hanafi – Imam Malik – Imam Syfai – Imam Hambali, Imam Bukhori dan imam muslim dan lain-lain.
Kemajuan demikian tidak lain karena kepemimpinan dijalankan para kholifah/Sultan yang mempunyai kharisma, professional disamping kaum muslim juga mempunyai kesadaran yang tinggi dalam memperjuangkan islam ke tempat yang paling atas. Akhirnya terjadilah perpaduan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan peradaban Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Para khalifah dan pembesar lainnya membuka peluang seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Para khalifah sendiri pada umumnya adalah ulama-ulama yang mencintai ilmu, menghormati para sarjana dan memuliakan para pujangga. Mereka benar-benar menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, mereka mempraktekkan syariat islam : bahwa tinggi rendahnya derajat dan martabat seseorang tergantung pada banyak sedikitnya pengetahuan yang ia miliki disamping ketakwaannya pada Allah SWT., sebagaimana firman Allah.
SWT QS. Al Mujadalah [58] : 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ
Artinya : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang dberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al Mujaddalah.11)
Para kholifah dalam memandang ilmu pengetahuan sangat menghargai dan memuliakannya. Oleh karena itu mereka membuka peluang seluas-luasnya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kepada seluruh mahasiswa baik dari kalangan islam maupun kalangan lainnya. Para khalifah sendiri pada umumnya seorang ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan para pujangga.
Kebebasan berfikir sangat dijunjung tinggi. Para sarjana (ulama) dibebaskan untuk berijtihad mengembangkan daya intelektualnya dan bebas dari belenggu taqlid. Hal ini menjadikan ilmu pengetahuan umum atau agama berkembang sangat tinggi. Sebagai bukti antara lain :
1. Didirikanlah Baitul Hikmah sebagai pusat penterjemahan, peneliti dan pengkajian ilmu pengetahuan baik agama maupun umum.
2. Didirikan “Majelis Munazarot” yaitu suatu tempat berkumpulnya para sarjana muslim, unt
uk membahas ilmu pengetahuan, para sarjana muslim untuk membahas ilmu pengetahuan, para sajarna muslim diberi kebebasan berfikir dari ilmu pengetahuan tersebut.
3. Dibentuk Korps Ulama yang anggotanya terdiri dari berbagai negara dan berbagai agama yang bertugas menterjemahkan, membahas dan menyusun sisa-sisa kebudayaan kuno, sehingga pada masa itu muncullah tokoh-tokoh muslim yang menyebarluaskan agama Islam dan menghasilkan karya-karya yang besar antara lain :
a. Imam Abu Hanifah ( 700 – 767 M ). Imam Malik ( 713 – 765 M ) Imam Syafii ( 767 – 820 M ) Imam Ahmad bin Hanibal ( 780 – 857 M ).
Para mujtahiq yang mencurahkan segala kemampauannya untuk mendapatkan ilmu praktis dan syareat Islam yang digali dari Qur’an dan hadist yang terkenal dengan ilmu fikih. Sehingga ajaran islam mudah untuk diamalkan.
b. Imam Sibawaih is bin Umar as Saqofi sebagai tokoh bahasa
Arab, Nahwu shorof Balaghoh dan lain-lain.
· Imam bukhori dengan hasil karyanya shoheh Bukhari.
· Imam Muslim dengan hasil karyanya shoheh muslimnya
· Imam Abu dawud dengan hasil karyanya Sunan Abu Dawudnya.
· Imam bin Majah dengan hasil karyanya Sunan ibnu majahnya
· Imam Tirmidhi dengan hasil karyanya sunan Tirmidhinya
c. Rabi’ah al Adawiyah ahli tasawuf dengan ajarannya mahabbah.
d. Abu Hamid Muhammad bin Ahmad Ghozali dengan hasil karyanya ihya ulumudin
C. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN DI MASA BANI ABBASIYYAH
Kemajuan yang dicapai pada masa kejayaan Islam, yakni terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyyah, dalam segala bidang, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dll. Pada masa itu kemajuan ilmu pengetahuan begitu pesatnya, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya.
a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
1) Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir yaitu ilmu yang menjelaskan tentang makna/kandungan ayat Al Qur’an, sebab-sebab turunnya ayat / Azbabun nuzulnya, hukumnya dan lain-lain. Adapun ahli tafsir yang termasyur ketika itu antara lain :
a. Ibnu Jarir At Thabari dengan tafsirnya Al-Qur’annul Azim sebanyak 30 juz
b. Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany (mu’tazilah), tafsirnya berjumlah 14 jilid.
2) Ilmu Hadist
Ilmu hadist adalah ilmu yang mempelajari tentang hadist dari sunat, perawinya, isi dll. Pada masa itu bermunculan ahli-ahli hadist yang besar dan terkenal beserta hasil karyanya, antara lain :
a. Imam Bukhari, lahir di Bukharo 194 H di Baghdad, kitabnya yang termasyur adalah al-Jami’us shohih dan terkenal dengan shohih Bukhori.
b. Imam Muslim wafat tahun 216 H di Naisabur. Kitabnya Jaim’us Shohih dan terkenal dengan ”Shahih Muslim”
c. Abu Dawud dengan kitab hadistnya berjudul “Sunan Abu Dawud”.
d. Ibnu majah dengan kitab hadistnya Sunan Ibnu majah.
e. At-Turmidhi dengan kitabnya “Sunan Turmidhi
f. Dan lain-lain
3) Ilmu Fikih
Ilmu fikih, yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum Islam (segala sesuatu yang diwajibkan, dimakruhkan, dibolehkan dan yang diharamkam oleh agama Islam. Beberapa tokoh fikih yang termasyur ialah :
a. Imam Abu Hanifah ( 80 – 150H / 700 – 767M ) beliau menyusun madzhabnya yaitu madzhab Hanafi.
b. Imam Malik Bin Anas, lahir di Madinah tahun 93 H / 788 M dan meninggal di Hijaz pada tahun 170 H / 788 M, beliau menyusun madzhab Maliki.

c. Imam Syafii nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin Syafi’i (150 – 204H/767 – 820M ), sewaktu berumur 7 tahun sudah hafal Al-Qur’an dan menyusun madzhabnya yaitu madzhab Syafi’i.
d. Imam hambali ( 164 – 241H / 780 – 855M ), beliau menyusun madzhabnya, yaitu madzhab Hambali. Para mujtahidin mencurahkan segala kemampuannya untuk mendapatkan ilmu-ilmu praktis dalam syariat Islam sehingga umat Islam dengan mudah dapat melaksanakan.
4) Ilmu Tasawuf
Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mengajarkan cara-cara membersihkan hati. Pikiran dan ucapan dari sifat yang tercela, sehingga tumbuh rasa taqwa dan dekat kepada Allah. Untuk dapat mencapai kebahagiaan abadi (bersih lahir dan bathin). Orang muslim yang menjalani kehidupan tasawuf disebut “Sufi”. Tokohnya antara lain :
a. Rabi’ah Adawiyah (lahir di Baghdad tahun 714 M ajaran tasawufnya dinamakan “Mahabbah” .
b. Abu Hamid bin Muhammad bin ahmad Ghozali (1059 – 111 M) – hasil karyanya yang terkenal adalah “Ihya Ulumuddin”
c. Abdul Farid Zunnu Al Misri, lahir tahun 156 H / 773 M – 245 H / 860 M), beliau dapat membaca Hieroglif yang ditinggalkan di zaman Firaun (Mesir).
5) Filsafat Islam
Filsafat islam adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakekat segala sesuatu yang ada, sebab asal hukumnya atau ketentuan-ketentuannya berdasarkan al-Quran dan hadist.
Manfaat filsafat islam adalah untuk menemukan hakekat segala sesuatu sebagai ciptaan Allah dan merupakan bukti kebesaranNya. ( QS Ali Imran 190 )
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”(QS. Ali Imron 190).
Adapun totkoh filsafat Islam antara lain :
a). Al-Kindi ( 185 – 252H / 805 – 873M ), terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Bermacam-macam ilmu telah dikajinya, terutama filsafat. Al Kindi bukan hanya Filosof, tetapi juga ahli ilmu matematika, astronomi, formakologi dan sebagainya.
b). Al Farabi ( 180 – 260H / 780 – 863M ) beliau menerjemahkan buku-buku asing kedalam bahasa Arab. Al Farabi banyak menulis buku mengenai logika, matematika, fisika, metafisika, kimia, etika dan sebagainya. Filsafatnya mengenai logika antara lain dalam bukunya “Syakh Kitab al Ibarah Li Aristo”, menjelaskan logika adalah ilmu tentang pedoman yang dapat menegakkan pikiran dan dapat menunjukkannya kepada kebenaran. Dia digelari sebagai guru besar kedua, setelah Aristoteles yang menjadi guru besar pertama, buah karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.
c). Ibnu Sina (Abdullah bin Sina) ( 370 – 480H / 980 – 1060M ). Di Eropa dikenal dengan nama Avicena. Sejak kecil ia telah belajar bahasa arab, geometri, fisika, Logika, Teologi Islam, Ilmu-ilmu Islam dan Kedokteran. Beliau seorang dokter di kota Hamazan Persia menulis buku-buku kedokteran dan mengadakan penelitian tentang berbagai macam jenis penyakit, beliau juga seorang filosof yang terkenal dengan idenya mengenai faham serba wujud atau Wahdatul wujud, juga ahli fisika dan ahli jiwa. Pada usia 17 tahun ia sangat terkenal. Karangan Ibnu Sina lebih dari dua ratus buku, yang terkenal antara lain :
1. ASY SYIFA, buku ini adalah buku filsafat, terdiri atas empat bagian yaitu logika, fisika, matematika dan metafisika.
2. AL-QONUN atau CANON OF MEDICINE. Menurut penyebutan orangorang barat, buku ini pernah diterjemahkan kedalam bahasa latin dan pernah menjadi buku standar untuk Universitas-universitas Eropa sampai akhir abad ke-17.
d). Ibnu Rusyd
Dilahirkan di Cardova pada tahun 250 H / 1126 M dan meninggal tahun 675 H / 1198 M. Dia dikenal di Eropa dengan nama Averroes. Dia adalah ahli filsafat yang dikenal dengan sebutan bapak Rasionalisme, dia juga hali ilmu hayat, ilmu fisika, ilmu falak, ilmu akhlaq juga ilmu kedokteran, ilmu fikih. Karyanya antara lain :
- Fasul Maqol fima Baina al Hikmati Wasyari’at Minal Ittisal.
- Bidayatul Mujtahid
- Tahafutut Tahafud
- Fikih
Karangan beliau hingga kini masih banyak dijumpai di perpustakaan Eropa dan Amerika.
6) Kedokteran
Pada masa daulah Bani Abbasiyyah kedokteran mengalami perkembangan dan kemajuan, khususnya tatkala pemerintahan Harun ar Rosyid dan khalifah-khalifah besar sesudahnya. Pada waktu itu sekolah-sekolah tinggi kedokteran didirikan, sehingga banyak mencetak sarjana kedokteran.
Diantara dokter-dokter muslim tersebut yang terkenal antara lain :
a. Hunain Ibnu Iskak, lair pada tahun 809 M dan meninggal pada tahun 874 M. beliau adalah dokter spesialis mata, karyanya adalah buku-buku tentang berbagai penyakit, dan banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
b. Ibnu Sina, disamping filosof juga sebagai tokoh kedokteran, bukunya yang sangat terkenal dibidang kedokteran adalah Al-Qonun Fi Al-tib dijadikan buku pedoman kedokteran di Universitas-universitas Eropa maupun negara-negara Islam.
7) Astronomi adalah ilmu yang mempelajari perjalanan matahari, bumi, bulan dan bintang-bintang dan planet-planet yang lain. Tokoh-tokohnya antara lain :
- Abu Mansur Al Falaqi
- Jabir Al Batani, beliau pencipta alat teropong bintang yang pertama.
8) Matematika
Para tokohnya antara lain :
- Al-Khawarizmi (194 – 266 H) Beliau telah menyusun buku Aljabar, dan yang menemukan angka nol (0). Angka 1-9 berasal dari Hindu, yang telah dikembangkan oleh umat Islam (Arab).
- Umar Khayam, Buku karyanya adalah Treatise On Algebra dan buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Perancis
9) Sejarah
Sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa masa lampau yang meliputi waktu dan tempat peristiwa itu terjadi, pelakunya, peristiwanya dan disusun secara sistimatis. Dengan mempelajari sejarah seseorang dapat mengambil pelajaran dan manfaatnya dan hikmahnya dari peristiwa tersebut.
QS Yusuf [12] : 111
كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat Pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf 111)
Tokoh sejarah antara lain :
a. Ibnu Qutaibah (828 M – 889 M0 dengan hasil karyanya Uyun Al Akhbar yang berisi sejarah politik negeri-negeri islam.
b. At Thabari (839 M – 923 M) menulis tentang sejarah para rasul dan raja-raja.
c. Ibnu Khaldun 1332 M – 1406 M hasil karyanya Al-Ihbar banyaknya 7 jilid dan setiap jilidnya berisi 500 halaman.
b. Perkembangan Kebudayaan
Kemajuan yang dicapai Daulah Bani Abbasiyyah, disamping ilmu pengetahuan, berkembang pula bidang kebudayaan yang ditandai dengan munculnya berbagai karya seni. Dalam bidang seni rupa telah mengalami kemajuan yang pesat antara lain pahat, ukir, sulam, seni lukis, kaligrafi dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat di dinding-dinding istana kholifah, masjid, gedung yang indah dan megah. Seni ukir, kaligrafi, hasil karyanya bisa diliha di Masjid-masjid, istana kholifah dan gedung-gedung yang megah. Seni sulam menghiasi permadani, pakaian, hiasan dinding dan sebagainya. Demikian juga dengan seni lainnya diantaranya :
- Seni Lukis mengalami kemajuan dan lahirlan pelukis terkenal yang bernama Abdul Karim mansur yang nama aslinya Firdaussi. Beliau yang pertama kali membuat buku bergambar di dunia ini dengan judulnya Syah Nama. Buku ini telah disalin kedalam bahasa Perancis, Inggris dan Jerman.
- Seni Bangunan, berdiri gedung-gedung yang kokoh dengan arsiteknya yang indah dan megah, antara lain : istana Raja, Masjid, dan lain-lain.
- Seni Suara, Seni Musik dan Seni Tari juga mengalamii kemajuan sebagai bukti muncullah penyanyi-penyanyi terkenal, sekolah, sekolah musik dan pabrik-pabrik alat musik. Demikian juga dengan seni bahasa, bermuncullah sastrawan-sastrawan terkenal.





BAB 12 Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal serta Menjauhi yang Haram

1.      Pengertian Halal
Kata halal berasal dari bahasa arab (حلا ل) yang berarti disahkan, diizinkan, dan dibolehkan. Suatu makanan/minuman tersebut dinyatakan sah (boleh) dikonsumsi. Adapun yang berhak menghalalkan atau mengharamkan suatu makanan/minuman hanyalah Allas SWT dan Rasul-Nya.
ا أيها الذين ءامنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم
 Hai orang-orang yang beriman makanlah diantara rizki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu.”[QS.Al Baqarah : 172].
                Halal ada dua,yaitu halal zatnya dan halal cara memperolehnya. Berikut ini penjelasan tentang keduanya.
a.       Halal zatnya
Halal zatnya berarti makanan dan minuman tersebut memang berasal dari yang halal. Seperti daging sapi, Ayam, Sayur dan lainnya
b.      Halal cara memperolehnya
Halal secara memperolehnya berarti makanan/minuan yang dikonsumsi diperoleh dengan cara yang sah dan dibenarkan menurut syarak, seperti yang diperoleh melalui berdagang, bertani, saling memberi sesama, dan lain sebagainya.
2.      Jenis jenis makanan minuman yang dihalalkan
Menurut islam, hukum asal semua makanan dan minuman adalah halal, kecuali apabila agama menyatakan haram. Dengan kata lain, sema jenis makanan halal dikonsumsi, kecuali ada ayat Al-Qur’an dan hadist yang menyatakan haram.
هو الذي خلقكم ما في الأرض جميعا
“Dialah yang telah menjadikan segala sesuatu yang ada di bumi ini untuk kamu… [QS. Al Baqarah:29].
B.   Manfaat Makanan dan Minuman Halal
Keberadaan manusia di dunia ini dikehendaki oleh Allah SWT sebagai penciptanya. Allah SWT telah memberlakukan aturan aturan bagi Makhluk-Nya, termasuk manusia. Salah satu aturan-Nya ialah manusia dapat bertahan hidup karena makan, minum dan bernafas. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manfaat dihalalkannya makanan/minuman antara lain seperti berikut:
1.      Manusia dapat bertahan hidup di dunia sampai batas yang ditentukan Allah SWT
2.      Manusia dapat mencapai ridho Allah SWT dalam hidup.
3.      Manusia dapat memiliki akhlaq karimah karena makanan dan minuman halal mempengaruhi watak dan perangai manusia.
4.      Manusia dapat terhindar dari akhlaq mazmumah
C.    Makanan dan minuman haram
1.     Pengertian Haram
Haram berarti larangan (dilarang oleh agama). Makanan dan minuman haram adalah makanan dan minuman yang dilarang oleh agama untuk dikonsumsi manusia.
2.     Jenis-jenis makanan dan minuman yang diharamkan
Islam telah menetapkan bahwa ada beberapa makanan dan minuman yang diharamkan.
a.      Makanan
Hampir semua makanan nabati halal dikonsumsi, kecuali yang membahayakan manusia. Seperti makanan yang telah busuk.
b.      Minuman
Minuman yang diharamkan ialah minuman yang membahayakan manusia seperti:
1.      Khamar dan segala jenisnya (cair maupun bubuk)
Khamar adalah minuman yang memabukkan.
Rasulullah bersabda :
كلّ مسكر خمر وكلّ خمر حرام (رواه البخارى و مسلم)
Setiap barang yang memabukkan dinamakan khamar, dan setiap khamar itu haram hukumnya” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
2.      Minuman yang jelas beracun
Meminum minuman yang membahayakan sama saja bunuh diri, itu dilarang oleh Allah SWT.
D.   Binatang Halal dan Haram
1.      Binatang yang Halal dimakan
Jenis binatang yang halal dimakan adalah binatang ternak, buruan, dan semua binatang yang berasal dari laut. Dalil yang menguatkan:
أحل لكم صيد الير
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut.” [QS. Al Maidah :96]
أحلت لكم يهيمة الأنعام
Dihalalkan bagimu binatang ternak.” [QS. Al Maidah :1]. Kecuali Keledai, ia diharamkan dalam hadits dari Jabir ia berkata : “Rasulullah melarang pada perang Khaibar untuk makan daging Keledai dan mengizinkan makan daging kuda.” [HR. Bukhari,5524. Dan Muslim, 1941].
2.      Binatang yang haram dimakan
Binatang yang diharamkan karena 4 hal, yaitu nas al-quran, hadist, perintah untuk membunuh, dan keadaannya menjijikkan.
a.      Haram karena Nas Al- Qur’an dan hadist
1.      Babi
2.      Keledai jinak
3.      Binatang buas/bertaring
4.      Burung yang berkuku tajam dan berparuh kuat.
5.      Binatang jalalah.
Kucing adalah hewan yang haram karena bertaring
حرّم عليكم كلّ ذي مخلب من الطّير، وكلّ ذى ناب من السّباع
Diharamkan atas kamu setiap burung yang mempunyai cakar dan setiap binatang yang bertaring”.
إنما حرم عليكم الميتة و الدم و لحم  الخنزير وما أهل به لغير الله
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan nama selain Allah.” [QS. Al Baqarah:173].
b.      Haram karena perintah membunuhnya
Binatang yang diharamkan pada kita karena diperintah untuk membunuhnya adalah Ular, burung Gagak, elang, Anjing Gila.
c.       Haram karena Dilarang membunuhnya
Ada beberapa binatang yang haram karena dilarang membunuhnya, antara lain: Semut, lebah madu, burung hud-hud, dan burung suradi.
d.      Haram karena menjijikkan
Binatang yang diharamkan karena menjijikkan antara lain: belatung, pacet, dan lintah.
ويحل لهم الطيبات ويحرم عليهم الخبائث

Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk.” [QS. Al ‘Araf :157]





BAB 11 Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa


A. KETENTUAN  PUASA

1. Pengertian.

Menurut bahasa (lughawy), kata Puasa dari bahasa arab Shoum atau shiyam, yang berarti imsak atau menahan diri.
Menurut istilah syar’iy, Puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, dimulai sejak terbit fajar (subuh) sampai terbenamnya matahari (maghrib) dengan ketentuan tertentu.
Orang yang berpuasa harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang meliputi syarat, rukun, sunnah dan hal-hal yang membatalkan puasa, dengan rincian sebagai berikut :
2. Syarat Wajib Puasa.
Yang disebut Syarat Wajib Puasa ialah ketentuan-ketentuan yang jika dipenuhi, maka seseorang wajib berpuasa. Jika tidak terpenuhi salah satunya atau seluruhnya, maka tidak wajib berpuasa.
Syarat-syarat Wajib Puasa meliputi :
1). Beragama Islam
2). Baligh
3). Berakal sehat (tidak sedang gila, mabuk, atau hilang akal)
4). Kuat / sanggup Berpuasa
5). Mengetahui masuknya awal bulan / hilal (khusus puasa Romadhon)
3. Syarat Sah Puasa.
Yang disebut Syarat Sah Puasa  ialah ketentuan-ketentuan yang jika dipenuhi, maka puasanya menjadi sah, dan jika tidak terpenuhi salah satunya atau seluruhnya, maka puasanya tidak sah.
Syarat Sah Puasa meliputi :
1). Tetap beragama Islam selama berpuasa (jika di tengah berpuasa ia murtad, maka puasanya tak sah)
2). Mumayyis (pintar, artinya dapat membedakan antara baik dan buruk)
3). Suci dari haidh dan nifas (khusus bagi wanita)
4). Berpuasa pada waktunya (yakni di hari-hari yang diperbolehkan untuk berpuasa. Bukan di hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, seperti di hari raya idul fitri dan adha)
4. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua :
1).  Niat puasa. (Diucapkan di malam harinya, sebelum fajar)
2). Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
5. Hal-hal Yang Disunnahkan Dalam Puasa
Hal-hal yang sunnah dilakukan selama menjalankan puasa antara lain :
1). Menyegerakan berbuka puasa (Ta’jil)
2). Makan sahur sesudah tengah malam, terutama menjelang waktu imsak.
3). Berbuka dengan makanan yang manis manis (buah korma dan sejenisnya)
4). Berdo’a ketika berbuka, seperti yang dilakukan Rosululloh SAW :
اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلاَجْرُ اِنْ شَاءَ اللَّهُ
ارتيپا : "يا الله, اونتوءمو اكو بّڤواسا, دان دڠان ريزقي ڤّمبّريانمو اكو بّربوكا. داهاݤا تّلاه هيلاڠ دان سّلوروه اورات توبوه تلاه باساهز موداه-موداهان ديبّري ڤاهالا. إنْ شَاءَ الله "
5). Memperbanyak tilawah al-Quran
6) Memperbanyak sedekah kepada fakir miskin
7). Memberi makan orang yang berpuasa
8). Menghindarkan diri dari segala ucapan kotor dan perbuatan yang menyakitkan hati orang..
6. Batalnya Puasa
Orang yang puasanya batal, maka ia wajib meng-qodho’ (mengganti) puasanya di hari lain.
Hal-hal yang membatalkan puasa antara lain :
1). Makan dan minum dengan sengaja. Jika tidak di sengaja (misalnya lupa), maka puasanya tidak batal.
2). Bersetubuh. Jika bersetubuh sewaktu sedang berpuasa Romadhon, maka ia wajib meng-qadha’ puasanya dan harus membayar kafarat (denda). Kafaratnya ada tiga tingkatan:
a. memerdekan budak. Jika tak mampu memerdekakannya, maka 
b. berpuasa selama dua bulan (60 hari)  berturut-turut. Jika tak mampu melakukannya, maka
c. bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan kepada 60 fakir-miskin, tiap orang 1 mud (6 ons).
3). Sengaja mengeluarkan mani/sperma, atau bermesra-mesraan hingga keluar mani.
4). Muntah dengan sengaja..
5). Keluar darah haidh (menstruasi), wiladah (melahirkan), nifas (darah yang keluar akibat melahirkan)
6). Gila.
7. Orang-Orang  Yang  Boleh Tidak Berpuasa Romadhon
Orang-orang berikut ini semestinya wajib berpuasa romadhon, akan tetapi ia boleh berbuka atau meninggalkan puasanya karena ada udzur syar’iy:
1). Musafir, yaitu orang yang bepergian jauh ± 80,640 km. Ia wajib mengqodho’ puasanya di hari lain.
2). Orang yang hamil dan meyusui.
a. Jika tidak berpuasa itu alasannya demi kebaikan/kesehatan dirinya, maka ia hanya wajib meng-qodho’ puasanya di hari lain.
b. Jika alasannya demi kebaikan/kesehatan anaknya, maka ia wajib : meng-qodho’ puasanya dan membayar fidyah, yakni memberi makan kepada fakir-miskin (perharinya + 6 ons beras/makanan yang mengenyangkan) sejumlah hari yang ditinggalkan.
3). Orang sakit yang tidak kuat berpuasa, tetapi masih dapat diharapkan kesembuhannya, maka wajib meng-qodho’ puasanya di hari lain.
4). Orang yang tidak kuat berpuasa karena sangat tua, atau karena sakit berkepanjangan (permanen) dan tidak dapat diharapkan kesembuhannya. Baginya, cukup mengganti puasa dengan membayar fidyah sejumlah hari yang ditinggalkan.
4
Begitulah aturan hukum Islam yang begitu sangat luwes memberikan kemudahan-kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan, agar dapat melaksanakan puasa sesuai dengan kemampuannya.
8. Macam-Macam Puasa
Dipandang dari segi hukum, puasa ada 4 macam, yakni puasa wajib, puasa sunnah, puasa haram dan puasa makruh.
Puasa wajib meliputi: puasa ramadhan, qodho’, nadzar, dan kafarat. Puasa sunnah meliputi: puasa Senin Kamis;  bulan Syawal;  Tarwiyah; Arafah;  Tasu'a'; ‘Asyura’; bulan Muharram; Baidh / tengah bulan; Dawud; bulan Sya'ban; bulan Rajab. Puasa haram meliputi : hari tasyrik; idul fitri; idul adha; hari syak; wishol.
Pembahasan ini difokuskan pada 2 macam puasa, yakni puasa wajib dan sunnah.
9. Hikmah Berpuasa
Allah swt. mewajibkan kita berpuasa karena ada manfaat dan hikmah yang dapat kita peroleh dalam kehidupan kita, diantaranya
1). Keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani.
2). Salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah swt.
3). Menjaga kesehatan tubuh.
4). Upaya dalam mengendalikan diri dan hawa nafsu.
5). Meningkatkan kepekaan sosial.
6). Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

 

B. PUASA  WAJIB

Yang dimaksud Puasa Wajib ialah puasa yang harus dikerjakan. Jika ditinggal-kan maka berdoa. 
1. Puasa Romadhan
Puasa Romadhon adalah puasa wajib yang harus dikerjakan setiap datang bulan Romadhon, selama sebulan penuh.
Hukum. Puasa di bulan Romadhon merupakan rukun Islam yang keempat dan hukumnya adalah Fardhu Ain atas setiap orang Islam yang mukallaf (baligh, berakal)
Dasar hukum diwajibkanya puasa Romadhon adalah firman Alloh SWT dalam QS Al-Baqarah : 183, yang artinya :
ارتيپا : ",واهاي اوراڠ-٢ ياڠ بّريمان, ديواجيبكان اتاس كامو بّڤواسا, سّباݤايمانا ديواجيبكان اتاس اوراڠ-٢ سّبّلوم كامو, اݤار كامو بّر تّقْوَى"
Lafazh niat puasa romadhon :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ  أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ فَرْضًا  لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا فَرضو بّسوء ڤاݤي اونتوء مّمّنوهي كّواجيبان بولان رَمَضان كارنا الله تَعالَى"
2. Puasa Qodho’
Puasa Qodho’ ialah puasa yang wajib dikerjakan di hari lain sebagai ganti dari puasa romadhon yang batal atau ditinggalkan disebabkan ‘udzur syar’iy seperti musafir, sakit, haid, nifas, dan sebab lain.
Dalil naqlinya Alloh berfirman , yang artinya :
Artinya:  Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (QS Al-Baqarah,[2]: 184)
Lafazh niat meng-qodho' puasa ramadhan :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ صَوْمِ رَمَضَانَ فَرْضًا  لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا فَرضو بّسوء ڤاݤي اونتوء مّڠقَضَاء ڤواسا رَمَضان كارنا الله تَعالَى"

 

3. Puasa Nadzar
Nadzar artinya berjanji untuk melakukan sesuatu jika apa yang dicita-citakan tercapai. Misalnya, “Saya akan berpuasa satu hari, jika saya naik kelas”, atau “Jika saya sembuh, saya akan berpuasa tiga hari". Dan ternyata ia naik kelas, atau sembuh, maka ia wajib berpuasa sebanyak hari yang ia janjikan. Jika tidak, maka berdosa.
Nadzar bisa berupa apa saja, asal tidak menyalahi aturan agama, atau tidak berupa kemaksiatan, maka wajib dilaksanakan. Jika berupa kemaksiatan atau melanggar aturan agama, maka tidak boleh dilaksanakan..
Dasar hukum wajibnya puasa nadzar adalah firman Alloh SWT , artinya:
Artinya:... Dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka …”(QS Al-Hajj,[22]: 29)
Rosululloh SAW bersabda :
مَنْ نَذَرَ اَنْ يَطِيْعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ وَمَنْ نَذَرَ اَنْ يَعْصِيَهُ فَلاَ   يَعْصِهِ
Artinya: Barangsiapa bernadzar mentaati Allah, maka hendaklah ia kerjakan. Dan barangsiapa yang bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, Maka jangan dilakukan” (HR Bukhari dan Muslim)
Lafazh niat puasa nadzar :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ النَّذْرِ فَرْضًا  لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا فَرضو بّسوء ڤاݤي اونتوء مّنونايكان نَذَرْ كارنا الله تَعالَى"
4. Puasa Kafarat
Puasa kafarat ialah puasa yang wajib dikerjakan sebagai denda untuk menutupi suatu kesalahan yang dilakukanya, disebabkan karena:
1). Bersetubuh dengan isterinya di waktu sedang berpuasa romadhon (di siang hari). Bentuk Kafarat-nya adalah berpuasa selama 60 hari (dua bulan) berturut-turut.
2). Membunuh orang dengan tidak sengaja. Bentuk Kafarat-nya berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak sanggup,  maka dapat diganti dengan memerdekakan seorang budak.
3). Mengerjakan larangan-larangan Ihram haji. Misalnya berjima’ dengan istrinya; mencukur rambut, mengenakan kain/pakaian  berjahit (bagi lelaki); memotong kuku; memakai wangi-wangian, maka kafaratnya ialah berpuasa selama tiga hari. Jika tidak sanggup, maka  menyembelih seekor kambing, atau memberi makan 60 orang miskin.
4).  Karena merusak sumpah. Bentuk Kafarat-nya berpuasa tiga hari, dan jika tidak sanggup, maka wajib memberi makan 10 orang miskin.
5).  Karena men-dzihar istri. Bentuk Kafarat-nya ialah berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak sanggup, maka memerdekakan seorang budak atau memberi makan 60 orang miskin.
Hikmah dari pembayaran kafarat adalah pemeliharaan Syariat Islam, disamping untuk membersikan jiwa dari pengaruh dosa yang dilakukan tanpa adanya alasan.
Lafazh niat puasa Kafarat :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ كَفَّارَةً  فَرْضًا       لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا فَرضو بّسوء ڤاݤي سّباݤاي دُندا كارنا الله تَعالَى"
TUGAS 1
1.  Arti dari ayat 183 QS Al-Baqarah berikut ini, salinlah kedalam aksara latin!
",واهاي اوراڠ-٢ ياڠ بّريمان, ديواجيبكان اتاس كامو بّڤواسا, سّباݤايمانا ديواجيبكان اتاس اوراڠ-٢ سّبّلوم كامو, اݤار كامو بّر تّقْوَى"
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Arti dari doa berbuka puasa berikut ini, salinlah kedalam aksara latin!
"يا الله, اونتوءمو اكو بّڤواسا, دان دڠان ريزقي ڤّمبّريانمو اكو بّربوكا. داهاݤا تّلاه هيلاڠ دان سّلوروه اورات توبوه تلاه باساهز موداه-موداهان ديبّري ڤاهالا. إنْ شَاءَ الله "
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3.  Arti dari ayat 29 QS Al-Hajj berikut ini, salinlah kedalam aksara arab-pego!
“ …. Dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka
……………………………………………………………………………………………….

C.  PUASA  SUNNAT

Puasa sunnat disebut juga puasa tathowwu’, adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh agama. Jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Puasa-puasa yang disunnahkan meliputi : 1). Puasa Senin Kamis;  2). Puasa Syawal;  3). Puasa Arofah;  4). Puasa ‘Asyura’ (10 Muharrom);  5). Puasa Tasu’a’ (9 Muharrom);  6). Puasa Tarwiyah (8 Dzul Hijjah);  7). Puasa Baidh (tengah bulan: tgl 13, 14, 15 tiap bulan qamariyah);  8). Puasa Dawud (sehari puasa, sehari tidak);  9). Puasa di pertengahan awal bulan Sya’ban;  10). puasa di bulan Rajab.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada pentingnya menjalankan puasa sunnat Senin dan Kamis, puasa 6 hari di bulan syawwal, puasa 'Arofah,
1. Puasa Sunnah Hari Senin dan Kamis
Puasa tathowwu’ atau puasa sunnat setiap hari Senin dan Kamis sangat dianjurkan untuk dilakukan kaum muslimin.
Dasar hukum. Betapa pentingnya puasa setiap hari Senin dan Kamis. Karena pada saat itu setiap amal manusia dilaporkan (malaikat) kepada Alloh. Selain itu, sebagai bentuk perasaan gembira menyambut hari kelahiran Nabi SAW, dan hari pengangkatan beliau sebagai Rosul. sebagaimana sabdanya
تُعْرَضُ اْلاَعْمَالُ كُلَّ إِثْنَيْنٍ وَخَمِيْسٍ. فَاُحِبُّ اَنْ يُعْرَضَ عَمَلِيْ وَ اَنَا صَائِمٌ
Artinya: Amal-amal itu ditunjukkan kepada Alloh setiap hari senin dan kamis. Karenanya, aku suka ketika amalku ditunjukkan kepada-Nya ketika aku sedang berpuasa” (HR Ahmad)
Lafazh niat puasa sunnah Senin / Kamis :
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ ...... ( اْلإِثْنَيْنِ / الْخَمِيْسِ ) سُنَّةً   لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا سُنَّةْ ... (هاري سّنين \ كُميس) بّسوء ڤاݤي كارنا الله تَعالَى"
2. Puasa Sunnat 6 Hari di Bulan Syawal
Puasa syawal adalah puasa sunat yang dilakukan 6 hari di  bulan syawal (sesudah hari raya idul fitri).
Cara berpuasa-nya boleh dilakukan secara berturut-turut sehabis hari raya, yakni tanggal 2 sampai s/d tanggal 7 Syawal, dan boleh juga tidak berturut-turut tanggalnya, yang penting genap 6 hari di bulan Syawal. Nabi SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ   اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa bulan ramadhan, kemudian diiringi dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa sepanjang masa (setahun).” (HR. Muslim, dari Abi Ayyub Al-Anshari).
Lafazh niat puasa sunnat Syawal :
نَوَيْتُ صَوْمَ  يَوْمٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً      لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا سُنَّةْ سّهاري ديبولان شاوال كارنا الله تَعالَى"
3. Puasa Arafah
Puasa ‘Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada setiap tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan saat jamaah haji sedang wukuf di Arofah.
Hukum-nya sunnah muakad, kecuali bagi orang yang sedang melakukan ibadah haji.
Dasar Hukum. Orang yang berpuasa sunnah Arafah akan dihapuskan dosanya selama dua tahun, sebagaimana yang disinggung dalam hadis Nabi. :
كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ عَرَفَةَ, فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Artinya: “:Rosululloh SAW pernah ditanya seseorang tentang puasa hari ‘Arafah. Beliau kemudian menjawab: semoga dapat menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (HR. Muslim, dari Abu Qatadah Al-Anshari)
Lafazh niat puasa sunnah 'Arafah :
نَوَيْتُ صَوْمَ  يَوْمِ عَرَفَةَ سُنَّةً       لِلَّهِ تَعَالَى
ارتيپا : ",اكو نيات ڤواسا سُنَّةْ هاري عَرَفَةْ  كارنا الله تَعالَى"
TUGAS 2
a.  Arti dari hadis Nabi berikut ini, salinlah kedalam aksara arab-pego!
Amal-amal itu ditunjukkan kepada Alloh setiap hari senin dan kamis. Karenanya, aku suka ketika amalku ditunjukkan kepada-Nya itu aku sedang berpuasa
.....................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Pilih jawaban yang paling tepat dan benar!
1. Puasa untuk menebus dosa karena melakukan sesuatu yang dilarang agama disebut puasa ….
a. Kafarat                             
b. Arafah      
c. Nazar                               
d. Ramadan
2. Karena ada uzur syar’i maka seseorang boleh berbuka di bulan Ramadhan, namun ia wajib …. Di hari lain.
a. bayar fidyah                    
b. bayar denda                    
c. puasa qodho’                  
d. puassa kafarat    
3. Puasa sebenarnya membuat diri kita semakin ….
a. lemah       
b. capek        
c. sakit           
d. sehat
4. Menahan diri dari makan minum, bersetubuh, dan hal-hal yang membatalkan dari fajar hingga Magrib karena Allah adalah ….
a. arti puasa menurut istilah syar’iy      
b. fungsi puasa sesuai hukum syar’i
c. arti puasa menurut bahasa                  
d. fungsi puasa sesuai hukum agama
5. Berikut ini yang termasuk syarat wajib puasa adalah .…
a. Islam         
b. niat puasa                        
c. suci dari haid dan nifas   
d. tamyiz
6. Niat puasa hukumnya….
a. sunah                               
b. jaiz             
c. mubah                              
d. wajib
7.  Perhatikan pernyataan berikut:
1) Puasa nazar                      5) Puasa kifarat 
2) Puasa Senin Kamis          6) Puasa Ramadan
3) Puasa Syawal                    7) Puasa qodho’
4). Puasa Arafah                    8) Puasa Rojab
Yang termasuk macam-macam puasa wajib adalah....
a. 1,2,4,5       
b.  1,3,5,6       
c. 1,5,6,7                               
d. 3,5,6,8
8. Bila seseorang bernazar bahwa ia akan berpuasa 3 hari apabila disembuhkan dari penyakit yang dideritanya, dan ternyata ia sembuh, maka hukum berpuasa selama 3 hari tersebut adalah ....
a. wajib                                
b. Sunnah                             
c. makruh       
d. mubah
9.  Perhatikan pernyataan berikut  :
1) hari raya Idul Fitri                                 4)  hari Tasyrik
2) hari Senin dan Kamis                           5)  hari Jum’at
3) hari raya Idul Adha                              6) hari kelahirannya
Yang merupakan hari diharamkan untuk berpuasa ditunjukkan oleh nomer ....
a.  1, 2 dan 3       
b. 1, 3 dan 4        
c. 1, 3 dan 5       
d. 4, 5 dan 6
10. Di Negara kita Indonesia, penentuan puasa awal Romadhon ditentukan melalui ....
a. keputusan tokoh masyarakat setempat     
b. penelitian ahli hisab / astronomi
c. sidang isbat pemerintah                              
d. keputusan pengadilan agama
7. Orang tua yang sudah renta dan pikun boleh meninggalkan puasa romadhon, tetapi wajib baginya untuk....
a.  mengqodho’ puasanya                       
b. mengqodho’ dan membayar zakat
c.  membayar fidyah                                
d. mengqodho puasa dan membayar fidyah
8. Sedangkan wanita hamil juga boleh meninggalkan puasa romadhonnya. Jika alasannya demi keselamatan janin yang dikandungnya, wajib baginya untuk …
a.  mengqodho puasanya                        
b. mengqodho’ dan membayar zakat
c. membayar fidyah       
d. mengqodho puasa dan membayar fidyah
9. Di bawah ini, yang  termasuk puasa sunat, yaitu puasa …     
a. ramadhan                        
b. ‘arafah      
c. kifarat                               
d. nazar
 
10. Puasa yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijah disebut puasa …
a. ‘asyura’                            
b. ‘arafah      
c. syawal                              
d. sya’ban
11. Puasa yang dikerjakan pada tanggal 14, 15 dan 16 setiap bulan disebut puasa…
a. syawal                              
b. ‘asyura’    
c. arafah                               
d. baidh (putih)
12. Puasa sunnah yang dikerjakan menjelang puasa ramadhan disebut puasa …
a. rajab         
b. sya’ban    
c. asyurah                            
d. arafah
13. Puasa yang dikerjakan selama 6 hari setelah Idul Fitri disebut puasa …
a. sya’ban      
b. nazar         
c. syawal       
d. ‘asyura’
14. “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ اَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Arti yang tersirat pada hadis Nabi riwayat imam Muslim di atas adalah tentang keutamaan puasa …
a. ‘Asyura’                           
b. ‘Arafah    
c. bulan Sya’ban                 
d. Syawal
15. Puasanya dihitung seperti puasa selama satu tahun adalah keuntungan dari puasa sunnah  ….
a. Arafah                              
b. 6 hari bulan Syawal  
c. Senin-Kamis     
d. Asyura
16. “كَانَ رَسُوْلُ اللهِ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ عَرَفَةَ, فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Potongan hadis Nabi di atas menjelaskan bahwa hikmah puasa ‘Arafah adalah terhapusnya dosa selama …
a. setahun penuh   
b. dua tahun   
c. sepanjang masa     
d. sehari berpuasa    
17. Puasa di hari senin atau kamis yang kebetulan jatuh pada hari tasyrik, hukumnya
a. sunnah muakkad      
b. sunnah ghairu muakkad       
c. makruh       
d. haram
18.Mendidik manusia agar disiplin dan sabar serta memupuk jiwa sosial (setia kawan) sehingga tumbuh rasa peduli pada nasib sesama yang hidup serba kekurangan, merupakan hikmah dari ibadah ….
a. haji            
b. sholat        
c. puasa         
d. zakat
19. Puasa berikut ini tidak disunnahkan ….
a. Puasa Dahr                     
b. puasa Nabi Dawud    
c. puasa bulan Sya’ban    
d. puasa
20.Banyak hikmah yang dapat diperoleh dari Puasa sunnah Arafah. Diantaranya ialah
a. diberi kemampuan untuk dapat melaksanakan ibadah haji
b. menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya
c. menghapus dosa dua tahun sebelumnya
d. menghapus doa dua tahun sesudahnya
21. Puasa ’asyuro’ dikerjakan setiap tanggal  ….
a. 10 syawal     
b.  10 dzulqo’dah               
c.  10 dzulhijjah                  
c.  10 muharrom
22.Sehari berpuasa dan sehari besoknya tidak puasa, merupakan tata cara berpuasanya Nabi .... 
a. Adam        
b . Musa        
c. Dawud      
d. Isa  
     
 23. Sedangkan berpuasa selama 24 jam perharinya merupakan tata cara berpuasanya Nabi .... 
a. Adam                               
b. Musa         
c. Dawud                             
d. Isa        
24. Syari’at berpuasa diberlakukan Allah SWT sejak jaman nabi ....
a. Muhammad                
b. Musa   
c. Dawud      
d . sebelum Nabi Muhammad
25. Menurut QS Al-Baqarah: 183, diantara hikmah dan tujuan berpuasa adalah ....
a. mendekatkan diri kepada Allah                
b. menyehatkan badan
c. membentuk pribadi yang bertaqwa          
d. memiliki akhlak yang terpuji
26. Secara kebahasaan, istilah Puasa, diambil dari bahasa arab Shoum atau shiyam, yang berarti imsak, yaitu...
a. tidak boleh makan/minum              
b. menahan diri         
c. dilarang sahur                     
d . waktu menjelang subuh
27. Waktu berpuasa menurut agama Islam adalah sejak ... sampai ....
a. terbit matahari - matahari terbenam         
b. terbit matahari - malam hari
c. terbit fajar - matahari terbenam                 
d. terbit fajar - matahari tak kelihatan
28. Hal-hal yang dapat membatalkan puasa adalah  ….
a. Menggunjing                       
b. Keluar darah segar      
c.  Mimpi makan-minum      
d.  Ngemut permen
29. Yang  termasuk puasa wajib adalah puasa …      ….
a. ’Asyuro’    
b. ‘Arafah     
c. Nadzar     
d. Senin-kamis      
  
30. Hari/tanggal berikut ini dilarang berpuasa  ….
a. 10 syawal 
b.  10 dzulqo’dah               
c.  10 dzulhijjah                  
c.  10 muharrom
31. Orang berikut ini haram berpuasa  ….
a. wanita menyusui    
b. Sakit magh   
c. wanita haidh    
d. Orang sangat tua
32. Menyegerakan berbuka, makan makanan manis adalah bagian dari .... puasa
a.   syarat wajib                   
b. syarat sah                        
c. Rukun                              
d.sunnah
33. Hukum berpuasa bagi wanita yang sedang nifas adalah ….
a. wajib         
b. haram       
c.  sunnah     
d. makruh
39. Suami-Istri bersetubuh di siang hari ketika sedang berpuasa romadhon. Maka kafaratnya ialah ...
a. Berpuasa 30 hari berturut-turut       
b. Berpuasa 15 hari berturut-turut
c. Berpuasa 60 hari berturut-turut                 
d. Berpuasa  7 hari berturut-turut
40. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Beragama Islam                                             6. Kuat/sanggup Berpuasa
2. Suci dari haidh dan nifas                             7.  Baligh
3. Berpuasa pada waktunya                             8.  Berakal sehat                     
4. Tetap beragama islam selama berpuasa    9. mumayyiz                                  
5. Mengetahui masuknya awal bulan            10. niat berpuasa
Ketentuan Syarat wajib puasa ditunjukkan oleh nomor …..
a. 1,2,4,5,7     
b. 1,3,5,6,7    
c. 1,5,6,7,8     
d. 4,5,6,9,10 


Salah satu tujuan penting Ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam yaitu untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Kamu pasti pernah mengalami betapa nikmatnya saat sedang berbuka puasa. Seharian kita menahan lapar dan haus; nikmatnya, begitu tiba saatnya berbuka. Alhamdulillah lapar dan haus terobati. Apa yang bisa kita rasakan pada saat menjalankan ibadah puasa? Puasa bukan hanya menahan makan dan minum. Banyak orang di sekeliling kita berpuasa. Mereka beramai-ramai sahur di waktu sebelum fajar tiba, kemudian menahan lapar dan haus di siang harinya. Seharian mereka tidak makan dan minum, begitu mendengar kumandang adzan Magrib, tuntas sudah puasa pada hari itu. Semudah itukah kita melaksanakan puasa? Selain menahan makan dan minum kita juga harus dapat menahan diri dari segala perbuatan yang mengandung dosa. Lebih jauh lagi kita harus meninggalkan perkara-perkara yang dapat merugikan orang lain, seperti mencuri, memfitnah, korupsi, atau mengambil setiap hak orang lain. Ibadah puasa adalah momen yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Apalagi puasa di bulan Ramadhan, setiap pahala dilipatgandakan oleh Allah Swt. Apakah kita tidak rugi jika tidak berpuasa? Bekerja pun bernilai ibadah manakala diniatkan dengan benar. Para petani yang mengayunkan cangkulnya di saat berpuasa lebih baik daripada yang hanya tidur dari pagi sampai petang. Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa Jadi, melaksanakan puasa memberikan kesempatan kepada kita untuk menambah amal ibadah. Kita juga memohon ampun atas dosa-dosa yang telah kita perbuat baik yang kita sengaja maupun yang tidak kita sengaja. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa berasal dari kata “shaumu” yang artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti: menahan makan, minum, nafsu, dan menahan bicara yang tidak bermanfaat. Sedangkan arti puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu, sesuai dengan firman Allah Swt. pada Q.S. al-Baqarah/2 :187 yang artinya: “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar...” Setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadan sebagaimana firman Allah yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2 : 183) Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa puasa itu diwajibkan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar menjadi orang yang bertakwa. 1. Puasa Wajib Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah baligh, dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Adapun puasa wajib terbagi atas 4 macam yaitu: a. Puasa Ramadan Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Hukum puasa Ramadhan adalah fardu ‘ain. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meninggalkan puasa Ramadan tanpa adanya halangan yang dibenarkan menurut syariat. Apabila sedang berhalangan melaksanakan puasa Ramadan, kita wajib menggantikannya pada hari lain. Agar puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pelajari ketentuan-ketentuannya. 1) Syarat wajib puasa Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan puasa apabila memenuhi syarat sebagai berikut: (1) berakal, (2) balig, (3) mampu berpuasa. 2) Syarat sahnya puasa Di samping syarat wajib ada syarat lain agar puasa kita menjadi sah, antara lain: (1) Islam, (2) Mumayiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak baik), (3) Suci dari darah haid dan nifas, (4) Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. 3) Rukun puasa Orang yang akan melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa antara lain yaitu: (1) Niat untuk berpuasa (2) Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. 4) Hal-hal yang membatalkan puasa Berpuasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt. Untuk itu kita harus berhati-hati terhadap hal-hal yang dapat membatalkannya. Ada enam perkara yang bisa membatalkan puasa kita, yaitu: a) Makan dan minum. b) Muntah yang disengaja atau dibuat-buat. c) Berhubungan suami istri. d) Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan, e) Gila f) Keluar cairan mani dengan sengaja. 5) Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa a) Berdoa ketika berbuka puasa, b) Memperbanyak sedekah, c) Shalat malam, termasuk shalat tarawih, d) Tadarus atau membaca al-Qur’ān. 6) Hal-hal yang mengurangi pahala puasa Hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa adalah semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Contohnya membicarakan kejelekkan orang lain, berbohong, berkelahi, mencaci maki orang lain, dan sebagainya. 7) Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan Berpuasa adalah kewajiban bagi setiap muslim. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu, kita boleh tidak berpuasa. Adapun orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasa menurut hukumnya adalah sebagai berikut: Orang yang sedang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau jika berpuasa sakitnya semakin parah. Namun, ia harus menggantikannya di hari lain apabila sudah sembuh nanti. Orang yang sedang dalam menempuh perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada puasanya di hari lain. Orang tua yang sudah lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa. Ia wajib membayar fidyah (bersedekah) tiap hari 3⁄4 liter beras atau yang sama dengan itu kepada fakir miskin. Orang yang sedang hamil atau menyusui anak. Kedua perempuan ini kalau khawatir akan menjadi mudharat kepada dirinya sendiri atau beserta anaknya mereka wajib mengqada puasanya sebagaimana orang yang sedang sakit. Kalau hanya khawatir akan menimbulkan mudharat bagi anaknya, ia wajib mengqada puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin. b. Puasa Nazar Puasa nazar adalah puasa yang dilakukan karena memiliki nazar (janji kebaikan yang pernah diucapkan). Puasa ini wajib dilaksanakan ketika keinginannya atau cita-citanya terpenuhi. Misalnya, Amir ingin sekali lulus SMP dan memperoleh predikat 10 besar di sekolah. Jika keinginannya terwujud Amir berjanji untuk puasa 3 hari. Nah, ketika cita-cita itu ternyata terpenuhi, maka janji (nazar) untuk berpuasa 3 hari tersebut harus segera dilaksanakan oleh Amir. Nazar harus berupa amal kebaikan. Sesorang tidak boleh bernazar dengan amal keburukan atau maksiat. Jika seseorang kelepasan bernazar untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka hal tersebut tidak wajib bahkan tidak boleh dilakukan, bahkan ia harus beristigfar memohon ampun kepada Allah atas nazar berbuat maksiat tersebut. c.Puasa Qada Puasa qada adalah puasa yang diniatkan untuk mengganti kewajiban sesudah lewat waktunya. Sebagai contoh orang yang meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban mengganti puasa tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya enam hari, wajib baginya mengqada juga selama enam hari (sebanyak jumlah hari puasa yang ditinggalkan). Batas waktu untuk mengqada puasanya adalah sampai datang bulan puasa berikutnya. Apabila tidak dilakukan, ia wajib mengqada sekaligus membayar fidyah. d. Puasa Kifarat Puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib dilaksanakan apabila terjadi hal-hal berikut: 1) Tidak mampu memenuhi nazar Nazar merupakan janji yang wajib dipenuhi tetapi kadangkala kita tidak sanggup memenuhi janji tersebut karena ada halangan. Contoh: Jika nanti saya naik pangkat, saya akan melaksanakan umrah. Apabila terkabul dapat naik pangkat, yang bernazar wajib melaksanakan umrah. Namun, saat itu kita belum mempunyai ongkos untuk pergi umrah. Maka, dia boleh menggantinya dengan membayar fidyah kepada sepuluh orang miskin. Jika tidak mampu membayar fidyah, dia wajib berpuasa selama tiga hari. 2) Berkumpul dengan istri di siang hari pada bulan puasa 3) Membunuh secara tidak sengaja Dalam kasus semacam ini ia wajib melaksanakan puasa kifarat selama dua bulan berturut-turut. Membunuh merupakan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah Swt. dan termasuk dosa besar. Namun, sering kali terjadi kasus pembunuhan yang terjadi walaupun pelakunya tidak menginginkannya. Contohnya: mengendarai mobil dengan kecepatan yang tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya seseorang. Dalam kasus semacam ini penabrak wajib membayar kifarat berupa memerdekakan hamba sahaya sambil memberikan santunan kepada pihak korban. Jika tidak mampu, dia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. 4) Melakukan zihar kepada istrinya (menyamakan istri dengan ibunya). Seorang suami yang menyamakan istri dengan ibunya hukumnya haram. Contoh perilaku menyamakan misalnya seorang suami tidak mau melakukan hubungan suami istri karena ketika melihat istrinya seperti dia melihat ibunya. Perlakuan suami seperti ini tentu akan sangat menyakiti hati dan perasaan istrinya. Hal ini sangat dilarang oleh Allah Swt. Apabila perbuatan ini sudah telanjur, maka suami tersebut harus membayar kifarat dengan memerdekaan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut. 5) Mencukur rambut ketika ihram. Ketika sedang melaksanakan ibadah haji, seorang jamaah haji sudah mencukur rambut sebelum tahalul. Maka, jamaah haji tersebut harus membayar kifarat berupa memberikan sedekah kepada 6 orang fakir miskin atau berpuasa tiga hari. 6) Berburu ketika ihram. Pada saat seseorang melaksanakan haji, dia tidak boleh berburu binatang. Jika hal itu dilakukan, maka dia wajib membayar kifarat karena berburu binatang merupakan salah yang dilarang saat melaksanakan haji. Bentuk kifaratnya ditentukan oleh keputusan hakim yang dinilai jujur. 7) Mengerjakan haji dan umrah dengan cara tamattu’ atau qiran Dalam hal ini ia wajib membayar denda sebagai berikut: menyembelih seekor kambing yang pantas untuk berqurban. Apabila dia tidak sanggup memotong kambing, ia wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. 3 hari wajib ia kerjakan pada saat ihram paling lambat pada hari raya Haji dan 7 harinya lagi wajib dilaksanakan sesudah ia kembali ke tanah airnya. 2. Puasa Sunnah Selain diperintahkan untuk melaksanakan puasa wajib, kita juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Cara mengerjakan puasa sunnah sama seperti melaksanakan puasa Ramadan, yaitu dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Dalam pelaksanaa puasa sunnah ini dikaitkan dengan bulan, hari, dan tanggal. Puasa sunnah ini apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala, apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Berikut ini akan diuraikan puasa sunnan untuk dilaksanakan selain puasa wajib, yaitu: a. Puasa Syawal Puasa ini dilaksanakan sesudah tanggal 1 Syawal. Jumlahnya ada 6 hari. Cara mengerjakannya boleh dikerjakan 6 hari berturut-turut atau boleh juga dilaksanakan dengan cara berselang-seling. Misalnya sehari puasa sehari tidak. Hal ini berdasarkan hadis dari Rasulullah Saw. sebagai berikut yang artinya :“Dari Abu Ayub, dari Rasulullah saw. berkata : siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, yang demikian itu (pahalanya) seperti puasa setahun.” (H.R. Jama’ah kecuali Bukhari dan Nasa’i). b. Puasa Arafah (Tanggal 9 Zulhijjah) Puasa ini dilaksanakan ketika orang yang berhaji sedang wukuf di Padang Arafah. Sedangkan orang yang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan puasa ini. Keistimewaan puasa Arafah ini dapat menghapus dosa selama 2 tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang sebagaimana tertuang dalam Hadis dari Rasulullah Saw. yang artinya: “ Dari Abu Qatadah, nabi saw., telah berkata,” puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun: satu tahun yang telah lalu, dan satu tahun yang akan datang.”(H.R.Muslim) c. Puasa Hari Senin dan Kamis Puasa hari Senin dan Kamis adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Senin atau hari Kamis. Sebagaimana Hadis berikut: Artinya : “Rasulullah bersabda : Ditempakan amal-amal umatku pada hari Senin dan Kamis dan aku senang amalku ditempakan, maka aku berpuasa”. (H.R. Ahmad dan at-Tirmidzi) 3. Waktu yang diharamkan untuk berpuasa Allah Swt. Maha Adil dan Maha Bijaksana. Kita dilarang berpuasa dalam waktu-waktu tertentu. Adapun waktu yang diharamkan untuk berpuasa adalah: a. Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha b. Hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah c. Hari yang diragukan (apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum) Rangkuman "Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa" : Menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu. Puasa wajib ada empat yaitu: puasa di bulan Ramadan, puasa kifarat, puasa qada, dan puasa nazar. Syarat wajib puasa adalah berakal, balig, dan mampu untuk melakukan puasa. Syarat sahnya puasa adalah Islam, mumayiz, suci dari darah haid dan nifas, serta dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. Rukun puasa adalah niat untuk berpuasa dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja, muntah yang disengaja, berhubungan suami istri, keluar darah haid atau nifas bagi perempuan, gila, serta keluar cairan mani dengan sengaja. Perbuatan yang disunnahkan dalam puasa adalah berdoa ketika berbuka puasa, memperbanyak sedekah, shalat malam serta tadarus atau membaca al-Qur’an. Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan adalah orang yang sedang sakit, orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, orang tua yang sudah lemah dan tidak kuat lagi untuk berpuasa, orang yang sedang hamil atau menyusui anak. Ketentuan Puasa sunnah, Puasa sunnah jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Waktu yang diharamkan untuk berpuasa. Adapun hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah: hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah dan hari yang diragukan (apakah sudah tanggal 1 Ramadhan atau belum). Hikmah Berpuasa Meningkatkan iman dan taqwa serta mendorong seseorang untuk rajin bersyukur kepada Allah yang merupakan tujuan utama orang yang berpuasa. Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama manusia terutama kasih sayang terhadap fakir miskin. Melatih dan mendidik kesabaran dalam kehidupan sehari-hari. Dapat mengendalikan hawa nafsu. Menjaga dan Meningkatkan kesehatan.

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/08/ibadah-puasa-membentuk-pribadi-yang.html
Salah satu tujuan penting Ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam yaitu untuk membentuk pribadi yang bertakwa. Kamu pasti pernah mengalami betapa nikmatnya saat sedang berbuka puasa. Seharian kita menahan lapar dan haus; nikmatnya, begitu tiba saatnya berbuka. Alhamdulillah lapar dan haus terobati. Apa yang bisa kita rasakan pada saat menjalankan ibadah puasa? Puasa bukan hanya menahan makan dan minum. Banyak orang di sekeliling kita berpuasa. Mereka beramai-ramai sahur di waktu sebelum fajar tiba, kemudian menahan lapar dan haus di siang harinya. Seharian mereka tidak makan dan minum, begitu mendengar kumandang adzan Magrib, tuntas sudah puasa pada hari itu. Semudah itukah kita melaksanakan puasa? Selain menahan makan dan minum kita juga harus dapat menahan diri dari segala perbuatan yang mengandung dosa. Lebih jauh lagi kita harus meninggalkan perkara-perkara yang dapat merugikan orang lain, seperti mencuri, memfitnah, korupsi, atau mengambil setiap hak orang lain. Ibadah puasa adalah momen yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Apalagi puasa di bulan Ramadhan, setiap pahala dilipatgandakan oleh Allah Swt. Apakah kita tidak rugi jika tidak berpuasa? Bekerja pun bernilai ibadah manakala diniatkan dengan benar. Para petani yang mengayunkan cangkulnya di saat berpuasa lebih baik daripada yang hanya tidur dari pagi sampai petang. Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa Jadi, melaksanakan puasa memberikan kesempatan kepada kita untuk menambah amal ibadah. Kita juga memohon ampun atas dosa-dosa yang telah kita perbuat baik yang kita sengaja maupun yang tidak kita sengaja. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Puasa merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa berasal dari kata “shaumu” yang artinya menahan diri dari segala sesuatu, seperti: menahan makan, minum, nafsu, dan menahan bicara yang tidak bermanfaat. Sedangkan arti puasa menurut istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu, sesuai dengan firman Allah Swt. pada Q.S. al-Baqarah/2 :187 yang artinya: “Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar...” Setiap muslim diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadan sebagaimana firman Allah yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2 : 183) Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa puasa itu diwajibkan bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan agar menjadi orang yang bertakwa. 1. Puasa Wajib Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam yang sudah baligh, dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Adapun puasa wajib terbagi atas 4 macam yaitu: a. Puasa Ramadan Puasa Ramadan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadan yang merupakan rukun Islam yang keempat. Puasa wajib ini mulai diperintahkan pada tahun kedua hijrah, setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Hukum puasa Ramadhan adalah fardu ‘ain. Oleh karena itu, jangan sekali-kali meninggalkan puasa Ramadan tanpa adanya halangan yang dibenarkan menurut syariat. Apabila sedang berhalangan melaksanakan puasa Ramadan, kita wajib menggantikannya pada hari lain. Agar puasa kita menjadi lebih sempurna dan bermakna, marilah kita pelajari ketentuan-ketentuannya. 1) Syarat wajib puasa Orang Islam berkewajiban untuk melaksanakan puasa apabila memenuhi syarat sebagai berikut: (1) berakal, (2) balig, (3) mampu berpuasa. 2) Syarat sahnya puasa Di samping syarat wajib ada syarat lain agar puasa kita menjadi sah, antara lain: (1) Islam, (2) Mumayiz (sudah dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak baik), (3) Suci dari darah haid dan nifas, (4) Dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. 3) Rukun puasa Orang yang akan melaksanakan puasa harus memenuhi rukun puasa antara lain yaitu: (1) Niat untuk berpuasa (2) Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. 4) Hal-hal yang membatalkan puasa Berpuasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah Swt. Untuk itu kita harus berhati-hati terhadap hal-hal yang dapat membatalkannya. Ada enam perkara yang bisa membatalkan puasa kita, yaitu: a) Makan dan minum. b) Muntah yang disengaja atau dibuat-buat. c) Berhubungan suami istri. d) Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan, e) Gila f) Keluar cairan mani dengan sengaja. 5) Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa a) Berdoa ketika berbuka puasa, b) Memperbanyak sedekah, c) Shalat malam, termasuk shalat tarawih, d) Tadarus atau membaca al-Qur’ān. 6) Hal-hal yang mengurangi pahala puasa Hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa adalah semua perbuatan yang dilarang oleh Islam. Contohnya membicarakan kejelekkan orang lain, berbohong, berkelahi, mencaci maki orang lain, dan sebagainya. 7) Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan Berpuasa adalah kewajiban bagi setiap muslim. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu, kita boleh tidak berpuasa. Adapun orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasa menurut hukumnya adalah sebagai berikut: Orang yang sedang sakit dan tidak kuat untuk berpuasa atau jika berpuasa sakitnya semakin parah. Namun, ia harus menggantikannya di hari lain apabila sudah sembuh nanti. Orang yang sedang dalam menempuh perjalanan jauh. Ia pun wajib mengqada puasanya di hari lain. Orang tua yang sudah lemah sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa. Ia wajib membayar fidyah (bersedekah) tiap hari 3⁄4 liter beras atau yang sama dengan itu kepada fakir miskin. Orang yang sedang hamil atau menyusui anak. Kedua perempuan ini kalau khawatir akan menjadi mudharat kepada dirinya sendiri atau beserta anaknya mereka wajib mengqada puasanya sebagaimana orang yang sedang sakit. Kalau hanya khawatir akan menimbulkan mudharat bagi anaknya, ia wajib mengqada puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin. b. Puasa Nazar Puasa nazar adalah puasa yang dilakukan karena memiliki nazar (janji kebaikan yang pernah diucapkan). Puasa ini wajib dilaksanakan ketika keinginannya atau cita-citanya terpenuhi. Misalnya, Amir ingin sekali lulus SMP dan memperoleh predikat 10 besar di sekolah. Jika keinginannya terwujud Amir berjanji untuk puasa 3 hari. Nah, ketika cita-cita itu ternyata terpenuhi, maka janji (nazar) untuk berpuasa 3 hari tersebut harus segera dilaksanakan oleh Amir. Nazar harus berupa amal kebaikan. Sesorang tidak boleh bernazar dengan amal keburukan atau maksiat. Jika seseorang kelepasan bernazar untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka hal tersebut tidak wajib bahkan tidak boleh dilakukan, bahkan ia harus beristigfar memohon ampun kepada Allah atas nazar berbuat maksiat tersebut. c.Puasa Qada Puasa qada adalah puasa yang diniatkan untuk mengganti kewajiban sesudah lewat waktunya. Sebagai contoh orang yang meninggalkan puasa karena sedang haid, berkewajiban mengganti puasa tersebut di bulan yang lainnya. Apabila meninggalkan puasanya enam hari, wajib baginya mengqada juga selama enam hari (sebanyak jumlah hari puasa yang ditinggalkan). Batas waktu untuk mengqada puasanya adalah sampai datang bulan puasa berikutnya. Apabila tidak dilakukan, ia wajib mengqada sekaligus membayar fidyah. d. Puasa Kifarat Puasa kifarat adalah puasa yang wajib dikerjakan karena melanggar suatu aturan yang telah ditentukan. Puasa kifarat wajib dilaksanakan apabila terjadi hal-hal berikut: 1) Tidak mampu memenuhi nazar Nazar merupakan janji yang wajib dipenuhi tetapi kadangkala kita tidak sanggup memenuhi janji tersebut karena ada halangan. Contoh: Jika nanti saya naik pangkat, saya akan melaksanakan umrah. Apabila terkabul dapat naik pangkat, yang bernazar wajib melaksanakan umrah. Namun, saat itu kita belum mempunyai ongkos untuk pergi umrah. Maka, dia boleh menggantinya dengan membayar fidyah kepada sepuluh orang miskin. Jika tidak mampu membayar fidyah, dia wajib berpuasa selama tiga hari. 2) Berkumpul dengan istri di siang hari pada bulan puasa 3) Membunuh secara tidak sengaja Dalam kasus semacam ini ia wajib melaksanakan puasa kifarat selama dua bulan berturut-turut. Membunuh merupakan perbuatan keji yang dilarang oleh Allah Swt. dan termasuk dosa besar. Namun, sering kali terjadi kasus pembunuhan yang terjadi walaupun pelakunya tidak menginginkannya. Contohnya: mengendarai mobil dengan kecepatan yang tinggi sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya seseorang. Dalam kasus semacam ini penabrak wajib membayar kifarat berupa memerdekakan hamba sahaya sambil memberikan santunan kepada pihak korban. Jika tidak mampu, dia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. 4) Melakukan zihar kepada istrinya (menyamakan istri dengan ibunya). Seorang suami yang menyamakan istri dengan ibunya hukumnya haram. Contoh perilaku menyamakan misalnya seorang suami tidak mau melakukan hubungan suami istri karena ketika melihat istrinya seperti dia melihat ibunya. Perlakuan suami seperti ini tentu akan sangat menyakiti hati dan perasaan istrinya. Hal ini sangat dilarang oleh Allah Swt. Apabila perbuatan ini sudah telanjur, maka suami tersebut harus membayar kifarat dengan memerdekaan hamba sahaya atau berpuasa dua bulan berturut-turut. 5) Mencukur rambut ketika ihram. Ketika sedang melaksanakan ibadah haji, seorang jamaah haji sudah mencukur rambut sebelum tahalul. Maka, jamaah haji tersebut harus membayar kifarat berupa memberikan sedekah kepada 6 orang fakir miskin atau berpuasa tiga hari. 6) Berburu ketika ihram. Pada saat seseorang melaksanakan haji, dia tidak boleh berburu binatang. Jika hal itu dilakukan, maka dia wajib membayar kifarat karena berburu binatang merupakan salah yang dilarang saat melaksanakan haji. Bentuk kifaratnya ditentukan oleh keputusan hakim yang dinilai jujur. 7) Mengerjakan haji dan umrah dengan cara tamattu’ atau qiran Dalam hal ini ia wajib membayar denda sebagai berikut: menyembelih seekor kambing yang pantas untuk berqurban. Apabila dia tidak sanggup memotong kambing, ia wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. 3 hari wajib ia kerjakan pada saat ihram paling lambat pada hari raya Haji dan 7 harinya lagi wajib dilaksanakan sesudah ia kembali ke tanah airnya. 2. Puasa Sunnah Selain diperintahkan untuk melaksanakan puasa wajib, kita juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah. Cara mengerjakan puasa sunnah sama seperti melaksanakan puasa Ramadan, yaitu dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Dalam pelaksanaa puasa sunnah ini dikaitkan dengan bulan, hari, dan tanggal. Puasa sunnah ini apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala, apabila tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Berikut ini akan diuraikan puasa sunnan untuk dilaksanakan selain puasa wajib, yaitu: a. Puasa Syawal Puasa ini dilaksanakan sesudah tanggal 1 Syawal. Jumlahnya ada 6 hari. Cara mengerjakannya boleh dikerjakan 6 hari berturut-turut atau boleh juga dilaksanakan dengan cara berselang-seling. Misalnya sehari puasa sehari tidak. Hal ini berdasarkan hadis dari Rasulullah Saw. sebagai berikut yang artinya :“Dari Abu Ayub, dari Rasulullah saw. berkata : siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, yang demikian itu (pahalanya) seperti puasa setahun.” (H.R. Jama’ah kecuali Bukhari dan Nasa’i). b. Puasa Arafah (Tanggal 9 Zulhijjah) Puasa ini dilaksanakan ketika orang yang berhaji sedang wukuf di Padang Arafah. Sedangkan orang yang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan melaksanakan puasa ini. Keistimewaan puasa Arafah ini dapat menghapus dosa selama 2 tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang sebagaimana tertuang dalam Hadis dari Rasulullah Saw. yang artinya: “ Dari Abu Qatadah, nabi saw., telah berkata,” puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun: satu tahun yang telah lalu, dan satu tahun yang akan datang.”(H.R.Muslim) c. Puasa Hari Senin dan Kamis Puasa hari Senin dan Kamis adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Senin atau hari Kamis. Sebagaimana Hadis berikut: Artinya : “Rasulullah bersabda : Ditempakan amal-amal umatku pada hari Senin dan Kamis dan aku senang amalku ditempakan, maka aku berpuasa”. (H.R. Ahmad dan at-Tirmidzi) 3. Waktu yang diharamkan untuk berpuasa Allah Swt. Maha Adil dan Maha Bijaksana. Kita dilarang berpuasa dalam waktu-waktu tertentu. Adapun waktu yang diharamkan untuk berpuasa adalah: a. Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha b. Hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah c. Hari yang diragukan (apakah sudah tanggal satu Ramadan atau belum) Rangkuman "Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang Bertakwa" : Menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat tertentu. Puasa wajib ada empat yaitu: puasa di bulan Ramadan, puasa kifarat, puasa qada, dan puasa nazar. Syarat wajib puasa adalah berakal, balig, dan mampu untuk melakukan puasa. Syarat sahnya puasa adalah Islam, mumayiz, suci dari darah haid dan nifas, serta dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa. Rukun puasa adalah niat untuk berpuasa dan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan dan minum dengan sengaja, muntah yang disengaja, berhubungan suami istri, keluar darah haid atau nifas bagi perempuan, gila, serta keluar cairan mani dengan sengaja. Perbuatan yang disunnahkan dalam puasa adalah berdoa ketika berbuka puasa, memperbanyak sedekah, shalat malam serta tadarus atau membaca al-Qur’an. Orang-orang yang boleh berbuka pada bulan Ramadan adalah orang yang sedang sakit, orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, orang tua yang sudah lemah dan tidak kuat lagi untuk berpuasa, orang yang sedang hamil atau menyusui anak. Ketentuan Puasa sunnah, Puasa sunnah jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak dikerjakan tidak mendapat dosa. Waktu yang diharamkan untuk berpuasa. Adapun hari yang diharamkan untuk berpuasa adalah: hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah dan hari yang diragukan (apakah sudah tanggal 1 Ramadhan atau belum). Hikmah Berpuasa Meningkatkan iman dan taqwa serta mendorong seseorang untuk rajin bersyukur kepada Allah yang merupakan tujuan utama orang yang berpuasa. Menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama manusia terutama kasih sayang terhadap fakir miskin. Melatih dan mendidik kesabaran dalam kehidupan sehari-hari. Dapat mengendalikan hawa nafsu. Menjaga dan Meningkatkan kesehatan.

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.com/2014/08/ibadah-puasa-membentuk-pribadi-yang.html